Senin, 06 Desember 2010

Catatan Ujung 1431 H

Subhanalloh, Alhamdulillah, Allohu Akbar

Saat aku menulis, hatiku penuh diliputi rasa syukur yang mendalam atas karunia yang diberikan Alloh, utamanya hari-hari ini. (karena aku begitu terhenyak tersadar, betapa nikmat Alloh begitu banyak diberikan dan aku sering melupakannya, Astaghfirulloh).

Puncaknya adalah hari ini, aku berhasil lulus UPKP setelah mengulang sebanyak 3 kali. Kesempatan mengulang hari ini adalah kesempatan terakhirku, Alhamdulillah aku lulus. Kelulusan ini sangat aku tunggu, betapa aku sangat ingin lulus pada ujian ini semata karena aku ingin menunjukkan bahwa aku bersungguh-sungguh dan bukan pemalas. Kelulusanku memberi arti penting pada kehidupanku, agar aku bisa terus memberi motivasi dan manfaat pada orang lain.

Aku ingin menset hidup ini agar semakin bermanfaat.

Jumat, 19 November 2010

Selasa, 12 Oktober 2010

Khusus Perempuan

Sebuah toko yang menjual suami baru saja dibuka di sebuah kota, dimana wanita dapat memilih suami.
Di antara instruksi2 yang ada di pintu masuk terdapat tulisan yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.

"Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI"Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok suami.Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai lelaki tersebut.Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan. Kamu dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko.

Lalu, seorang wanita pun pergi ke toko "suami" tersebut untuk mencari suami..Di lantai 1
terdapat tulisan seperti ini :Lantai 1 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan. Wanita itu tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 2 terdapat tulisan seperti ini :Lantai 2 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan dan senang anak kecil.Kembali wanita itu naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 3 terdapat tulisan seperti ini :Lantai 3 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil dan cakep banget.'' Wow'', tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik.
Lalu sampailah wanita itu di lantai 4 dan terdapat tulisan :Lantai 4 : Lelaki di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget
dan suka membantu pekerjaan rumah.''Ya ampun !'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya''

Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini :Lantai 5 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget,
suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa romantis.Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia melangkah kembali ke lantai 6dan terdapat tulisan seperti ini :

Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 666.666 ???Tidak ada lelaki di lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata bukti untuk wanita yang TIDAK PERNAH PUAS.Terima kasih telah berbelanja di toko "Suami".Hati-hati ketika keluar toko dan semoga ini hari yang indah buat anda.Kirimkan email ini ke para wanita TIDAK PERNAH PUAS dan yang bisa menerima kenyataan....

Rabu, 08 September 2010

Penghujung Ramadhan 1431 H/2010 M


Alhamdulillah, segala puji milik dan hanya untuk Alloh, Tuhan Yang Kuat, lagi Maha Indah, yang welas asihnya tak terkira-kira kepada hambanya.

Puasa Ramadhan 1431H/2010 telah dipenghujung (saya menulis pada hari ke-28), bermacam-macam rasanya, antara sedih, harap-harap dan bahagia. Betapa tidak, barangkali puasa tahun ini adalah yang kesekian kalinya buat saya, tatapi rasanya nikmat sekali.

Meski kualitas ibadah masih perlu ditingkatkan, setidaknya ada perasaan "bungah" dan indah dalam menjalani puasa tahun ini, makanya ketika sudah dipenghujung seperti ini ada perasaan gundah, karena sebentar lagi puasa ini meninggalkan kita.

Memang hati sering membolak-balik, iman sering naik dan turun, dan nafsu sering meronta-ronta. Alhamdulillah Gusti Alloh memberikan kita bulan yang penuh ampunan sehingga dengan puasa, rasanya kita seperti sedang masuk bengkel, ada yang di tune up, ada yang di up grade, dan yang diformat ulang mungkin juga ada yang harus di ganti onderdilnya karena sudah aus.

Jika derajat taqwa, sebagaimana amanah perintah puasa sangat berat untuk direngkuh setidaknya mari kita yakinkan pada diri kita bahwa kita harus tetap fokus dan seriusi puasa ini sampai lap-lap terakhir. Mudah-mudahan kita tidak tergoda dengan gemerlap lebaran yang justru melemahkan stelan-stelan batin kita, nuansa lebaran yang sering kontra produktif atas capaian puasa kita yang telah kita rajut hari demi hari sampai saat sekarang.

Semoga Alloh, menghitung sepuluh pertama puasa kita sebagai rahmat, dan semoga Alloh mengampuni kesalahan dengan sepuluh yang kedua, sehingga kita terjaga dari api neraka pada sepuluh ketiga ini. Bismillah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anna': Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, maka sudilah Engkau memaafkan kami

Selasa, 10 Agustus 2010

Perempuan

Para seniman telah mengisahkan dengan tulisan, lukisan, kata-kata, puisi, patung, lagu, novel, film, dan lainnya tentang ibu. Kasih sayang ibu, balada ibu, kehidupan ibu, banyak hal tentang ibu. Tak pernah berakakhir dan akan selalu menarik kisah-kisah itu. Karena ibu, makhluk yang diciptakan begitu dekat dengan kita dan manusia pertama yang bersentuhan dengan kita.

Banyak ajaran, mulai yang datang dari langit maupun ajaran budi pekerti yang berkembang di bumi selalu menjunjung tinggi nilai-nilai penghormatan kepada sosok ibu. Mitos, dongeng, bahkan sejarah yang berfakta banyak bercerita tentang "kerasnya" Tuhan menghukum hambanya yang durhaka pada ibunya. Ada Malin Kundang di pantai Air Manis, ada jambu mede pelosok jawa, ada Alqomah dimasa Rosul yang harus menanggung lara akibat durhaka pada ibunya.

Terlepas kesahihan riwayat itu, pesan yang penting dari mitos dan cerita tadi adalah betapa menghormati dan memuliakan ibu adalah kewajiban tertinggi setelah menyembah Tuhan. Yang jika dilanggar maka kutukan lara tiada tara siap menanti di neraka bahkan di dunia. Karenanya berabad yang lampau Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda "Sukakah saya beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ’Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. "Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong". Maka Nabi selalu megulangi, "Dan persaksian palsu", sehingga kami berkata, "semoga Nabi diam" [Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654, dan Muslim 87].

Ibu dan Penghormatan Terhadap Perempuan Kenapa begitu penting ibu, karena ia adalah perempuan yang melahirkan kita. Yang bertaruh dengan nyawanya demi hidup buah hatinya. Tuhan maha adil, kenapa bukan laki-laki yang melahirkan kita, tetapi perempuan, disinilah alasan Tuhan memuliakan kaum perempuan. Perempuan bukan hanya menjadi konco wingking yang hanya mengurusi masalah dapur, sumur dan kasur. Lebih dari itu Perempuan adalah Madrasah bagi anak-anaknya. Sekolah paling baik, yang mengajarkan kasih sayang, sekolah yang efektif menanam budi pekerti. Fungsi perempuan yang diemban oleh sosok ibu sejatinya begitu penting bagi peradaban manusia.

Betapa dibalik orang-orang besar yang menyejarahi dunia ada sosok ibu yang luar biasa. Yang dengan kekuatan doa dan kedekatan pada Tuhannya melahirkan Rosul kekasih Tuhan, sekelas Ismail as, Musa, Isa bin Maryam, dan Muhammad saw. Perempuan Yang dengan lembut kasih-sayang tangannya melahirkan para imam pemimpin orang-orang taqwa. Yang dengan santun budi pekertinya melahirkan cendekiawan-cendekiawan lentera dunia.

Betapa Tuhan memuliakan perempuan, karena dari golongan inilah muasal sosok Ibu.

Senin, 14 Juni 2010

Dalam Memotivasi, Bapakku The Real Professor

Bapakku hanya tamatan Sekolah Rakjat (SR) ongko loro, konon ia tak menempuh sekolahnya secara penuh. Hal ini karena dikelasnya ia terlalu tua dibanding dengan teman-teman yang lain maka oleh gurunya, ia diikutkan program "akselerasi" alias naik kelas tanpa melalui prosedur test akhir tidak pula UAN model anak-anak sekolah zaman sekarang.

Pekerjaan Bapak adalah Jogoboyo, ada pula yang bilang Bayan, (tidak tahu padanannya saat ini). Jabatan ini cukup "prestisius" di kampungku bukan karena sistem gajinya yang menjanjikan atau tunjangan jabatannya yang menjulang tetapi karena ia akan sangat sibuk dan dibutuhkan banyak orang ketika ada anak sunatan atau tengah malam ada orang lairan, bahkan ketika ada orang berkelahi karena rebutan batas pekarangan.

Kerjaan administratif yang pernah ia lakoni paling banter adalah memungut ipeda (PBB) dan iuran lumbung padi. Ia terpilih bukan karena penguasaan akuntansinya setara dengan Safir Senduk, atau cara mendekati wajib pungutnya yang menerapkan pelayanan prima seperti KPP Pratama, tetapi oleh lurah ia terpilih mengurus tugas ini karena kejujurannya yang luar biasa. Untuk yang satu ini saya sangat salut, jangankan untuk melakukan korupsi berangan-angan saja tidak pernah. Padahal waktu itu belum ada satgas anti korupsi karena memang korupsi belum "diberantas". Andai saja saat ini ia bergelar Sarjana Hukum atau lulusan akademi Polisi pasti ia aku daftarkan jadi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bapak tak pernah langganan koran, paling baca koran bekas bungkus kacang goreng sehabis nonton wayang. Beliau buta teknologi, tak pernah pula kuliah atau seminar-seminar yang membicarakan motivasi. Aku pastikan ia tak pernah mengenal Maslow, atau Frederick Hertzberg, mahaguru motivasi. Bapak tak pernah menyimak kata-kata bijaknya Renald Kasali, salam supernya Mario Teguh, atau semangat "dahsyatnya" Tung Dasem Waringin. Tapi dalam hal memotivasi khususnya untuk anak-anak dan istrinya aku mengapresiasi lebih dengan acungan jempol. Tidak dengan teori-teori yang rumit atau tulisan-tulisan yang susah aplikasinya, Bapak memberi motivasi dalam tataran yang sangat praktis, mudah dicontoh, dan pastinya sangat mengena bagi orang-orang yang dimotivasi.

Sebagai contoh, (ini tak pernah mungki aku lupakan) Ketika aku duduk di bangku SD, setiap akhir catur wulan ketiga menjelang test akhir, Bapak selalu meminta (memerintahku) untuk belajar. Tak panjang kalimatnya "Sinau" (belajar-jawa), diucapkan dengan nada memerintah dan sedikit mengancam. Kali ini aku pasti sangat merasa terterot dengan kata-kata itu.

Setelah mendapat perintah belajar, mau tidak mau aku harus melaksanakan belajar dengan sungguh-sungguh. Dan soal hasil Bapak tau betul bagaimana menyikapinya. Jika aku sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapat ringking 3-1 di kelasku, Bapak akan memberikan penghargaan, Bapakku pasti langsung mengajakku ke restoran paling enak di kotaku (versi Bapak). Aku merasa sangat tersanjung, senang dan bangga, bahwa perjuanganku meraih prestasi dihargai Bapak, meski hanya diajak ke restoran yang sebenarnya lebih pantas disebut "warung makan".

Ritualnya selalu hampir sama setiap tahun, selesai pengambilan raport, aku dibonceng dengan sepeda onthel sejauh 3 KM oleh Bapak. Beliau memboncengkanku sambil bercerita, "orang sekolah itu penting, kamu bisa jadi apa saja dengan sekolah dan pinter". Kamu tidak harus susah manjat kelapa menjadi tukang ngunduh, atau harus panasan jadi buruh tani begitu Bapak memberikan motivasi agar aku rajin belajar. "Cukup Bapak saja yang jadi orang bodo, anak-anak Bapak harus jadi orang pinter, agar hidupnya tak susah dan menyusahkan orang lain" begitu kelanjutan nasihatnya.

Selanjutnya sepeda dititipkan, lalu kami melaju dengan angkutan umum sejauh 10 KM untuk mencapai kota kecil itu. Kami berjalan-jalan sejenak untuk sampai restoran yang kami tuju. Hebatnya Bapak selalu memesankan menu paling spesial di restoran itu untukku. Aku sering tanya, "apa lauknya boleh dibawa pulang" mengingat di rumah tak pernah makan seperti ini. dan aku ingat dengan kakak-kakakku. Beliau menjawab "habiskan saja" ini hari istimewa untukmu. Saat-saat seperti itu begitu terkesan di jiwa dan ragaku hingga hari ini ketika aku telah menjadi seorang Bapak.

Aku yakin apa yang Bapak lakukan dengan "mentraktirku" di restoran dengan menu yang super mewah itu memerlukan perjuangan tersendiri darinya. Mungkin ia harus menghemat beberapa hari atau lebih giat ngunduh, bekerja agar mampu mengumpulkan duit dan mempersembahkan penghargaan itu padaku.

Namun bagaimanapun dengan penuh syukur aku yakin Bapak sekarang telah mengunduh apa yang menjadi tanaman dan perjuangannya dalam memotivasi anak-anaknya; tiga anaknya sekolah sampai tingkat atas, dua diantaranya sarjana, dan mudah2an tahun depan Bapak bisa berangkat haji, tentunya atas izin Alloh dan dukungan semua keluarga (Insya Alloh).

Belakangan setelah aku kuliah, aku baru menyadari bahwa apa yang dilakukan Bapak dalam menyemangatiku belajar jumbuh dengan teorinya Professor Frederick Hertzberg yang sangat terkenal di dunia manajemen yaitu teori "Carrot and Stick".

Bapak tahu betul dalam melakukan motivasi pada anak-anaknya. Meskipun dengan cara berbeda ada yang sama dari Bapak yaitu selalu memberi motivasi pada anak-anaknya. Buatku, meski tak seprofesor seperti Maslow, Frederick Hertzberg atau Renald Kasali. Bapak adalah The Real Professor dalam hal memotivasiku, hingga hari ini, besok, dan kelak.

Terima kasih Bapak, terima kasih profesor.

Semoga Alloh mengasihinya, memberikan hidup yang berkah dan umur yang manfaat

Jumat, 29 Januari 2010

Sebaiknya

Bertaqwalah tanpa memandang tempat, bersahabat dalam kebenaran saling menasehati dalam iman, ringankan beban yang terhimpit meskipun tak juga dalam kelapangan, beri solusi untuk orang yang membutuhkan, dukung dia meski tak ada yang memotivasi kita, jadilah bermanfaat, tersenyumlah dalam kepahitan dan bersukacitalah menurut proporsinya, menjadi yang pertama dalam kebaikan, berfikir positif pada teman, sesama juga pada Tuhan, jadikan semua ketidaknyamanan membuat dewasa, jangan mengeluh kecuali dalam doa pada Sang Pengasih, mulailah dengan niat yang ikhlas, sabar dalam menjalankan, berdoalah jangan bosan, mintalah restu pada orang tua, cintai pekerjaan yang halal dan sayangi keluarga.

Senin, 25 Januari 2010

Ingin Manciummu,

Disela kesibukan di kantor aku tetap sempatkan membuka internet (tentu dengan fasilitas kantor). Ada satu tulisan yang cukup menarik buatku. Tulisan itu mengajakkua mengingat lebih setahun yang lalu. Aku dipaksa hafal hadits oleh putriku, Aisyah. Aku harus hafal karena ini juga hadits hafalan wajib putriku kala ia di TK. “Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi.”

Waktu itu aku berfikir hadits ini tak perlu dibantah dan tak perlu didiskusikan. Karena hadits ini menjelaskan hubungan yang sangat sunatullah maka maaf, awalnya aku merasakan perintah dalam hadits ini “standard” banget. Apalagi buatku yang orang jawa sering mendengar “sopo nandur bakal ngunduh”. Dan Hadits itu sangat klop dengan pepatah jawa tadi yang sangat kuyakini.

Akupun berhenti disitu, tak pernah mempermasalahkan hadits tadi apalagi mencoba menganalisa atau mencari kesahihan hadits tersebut. Menurutku aku cukup mengimani dan mengaplikasikan sebisa mungkin. Dan temuanku tadi yang merubah cara pandangku terhadap hadits tadi. Aku mendapati hadits tadi dengan uraian yang lebih lengkap ;

“Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mencium Hasan bin Ali dan didekatnya ada Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi sedang duduk. Ia kemudian berkata, “Aku memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah aku mencium seorang pun dari mereka.” Rasulullah saw. segera memandang kepadanya dan berkata, “Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi.” (HR. Bukhari di Kitab Adab, hadits nomor 5538).

Aku merinding, aku membayang gimana jika aku terlibat dalam dialog tadi. Tentunya aku dalam posisi Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi. Aku merasa seperti diadili oleh hadits tadi, pasalnya aku masih sering lupa untuk mencium putriku saat aku keluar rumah. Alasannya terlalu klasik, gak sempet, buru-buru, atau putriku masih tertidur – alasan gak mutu tentunya.

Mudah-mudahan masih ada waktu untuk mengikuti saran hadits tadi dalam mencontoh nabi mengaplikasikan kasih sayang. Dan aku tidak hanya hafal bacaan dan artinya, yang terpenting adalah menjalankannya.

Duhai putriku, maafkan Bapak yang tak mengerti, semoga Alloh masih memberi kesempatan , karena Bapak ingin menciummu.