Jumat, 29 Januari 2010

Sebaiknya

Bertaqwalah tanpa memandang tempat, bersahabat dalam kebenaran saling menasehati dalam iman, ringankan beban yang terhimpit meskipun tak juga dalam kelapangan, beri solusi untuk orang yang membutuhkan, dukung dia meski tak ada yang memotivasi kita, jadilah bermanfaat, tersenyumlah dalam kepahitan dan bersukacitalah menurut proporsinya, menjadi yang pertama dalam kebaikan, berfikir positif pada teman, sesama juga pada Tuhan, jadikan semua ketidaknyamanan membuat dewasa, jangan mengeluh kecuali dalam doa pada Sang Pengasih, mulailah dengan niat yang ikhlas, sabar dalam menjalankan, berdoalah jangan bosan, mintalah restu pada orang tua, cintai pekerjaan yang halal dan sayangi keluarga.

Senin, 25 Januari 2010

Ingin Manciummu,

Disela kesibukan di kantor aku tetap sempatkan membuka internet (tentu dengan fasilitas kantor). Ada satu tulisan yang cukup menarik buatku. Tulisan itu mengajakkua mengingat lebih setahun yang lalu. Aku dipaksa hafal hadits oleh putriku, Aisyah. Aku harus hafal karena ini juga hadits hafalan wajib putriku kala ia di TK. “Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi.”

Waktu itu aku berfikir hadits ini tak perlu dibantah dan tak perlu didiskusikan. Karena hadits ini menjelaskan hubungan yang sangat sunatullah maka maaf, awalnya aku merasakan perintah dalam hadits ini “standard” banget. Apalagi buatku yang orang jawa sering mendengar “sopo nandur bakal ngunduh”. Dan Hadits itu sangat klop dengan pepatah jawa tadi yang sangat kuyakini.

Akupun berhenti disitu, tak pernah mempermasalahkan hadits tadi apalagi mencoba menganalisa atau mencari kesahihan hadits tersebut. Menurutku aku cukup mengimani dan mengaplikasikan sebisa mungkin. Dan temuanku tadi yang merubah cara pandangku terhadap hadits tadi. Aku mendapati hadits tadi dengan uraian yang lebih lengkap ;

“Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mencium Hasan bin Ali dan didekatnya ada Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi sedang duduk. Ia kemudian berkata, “Aku memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah aku mencium seorang pun dari mereka.” Rasulullah saw. segera memandang kepadanya dan berkata, “Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi.” (HR. Bukhari di Kitab Adab, hadits nomor 5538).

Aku merinding, aku membayang gimana jika aku terlibat dalam dialog tadi. Tentunya aku dalam posisi Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi. Aku merasa seperti diadili oleh hadits tadi, pasalnya aku masih sering lupa untuk mencium putriku saat aku keluar rumah. Alasannya terlalu klasik, gak sempet, buru-buru, atau putriku masih tertidur – alasan gak mutu tentunya.

Mudah-mudahan masih ada waktu untuk mengikuti saran hadits tadi dalam mencontoh nabi mengaplikasikan kasih sayang. Dan aku tidak hanya hafal bacaan dan artinya, yang terpenting adalah menjalankannya.

Duhai putriku, maafkan Bapak yang tak mengerti, semoga Alloh masih memberi kesempatan , karena Bapak ingin menciummu.