Jumat, 04 Desember 2009

Bahagiakan Anak-Anak Anda, Dengan Tertawa Bersamanya.

Manusia dewasa sering terjebak dalam keadaan yang serius dan rumit. padahal sebenarnya hal itu bukan sesuatu yang penting dan hakiki untuk kebutuhannya.

Begitupun kita, sering sibuk namun tak jelas hasilnya, apalagi tujuannya. Tubuh menjadi letih tanpa produktivitas yang jelas. Hal ini mungkin banyak dialami orang-orang dewasa yang hidup diabad modern ini dan khususnya yang tinggal dikota-kota.

Kondisi ini menjadi lebih parah ketika banyak keluarga yang suami istri harus bekerja di luar rumah. Anak-anak terpisah lebih dari 12 jam sehari dengan kedua orang tuanya. Pun saya yang memiliki istri bekerja mengalami hal yang sama.

Saya sering merasa berdosa terhadap anak-anak. Mereka seperti menjadi "yatim" ketika ibu bapaknya masih sehat. Mereka seperti"sebatang kara" disaat ibu bapaknya masih hidup didunia. Betapa tidak, pagi hari saya dan istri berangkat bekerja hingga pulang sore menjelang maghrib, kadang malah selepas maghrib masih di perjalanan. Anak-anak hanya ditinggal bersama pengasuhnya, dan yang sudah sekolah "dititipkan" pada sekolah fullday.

Hal yang bisa saya lakukan untuk mengurangi rasa berdosa adalah meneleponya sewaktu anak-anak sudah dirumah, meski hanya menyapa dan menanya kesibukannya, tentang makanan, hapalan mengaji, pr kumon atau bagaimana tidur siangnya. Ternyata anak-anak merasa senang dengan di telpon. Kedua yang dapat dilakukan adalah menemaninya belajar dimalam hari, bermain dengan si kecil sebelum dia tertidur. Atau kadang menyempatkan keluar rumah sekedar ke "alfa" untuk beli roti tawar bekal sekolah besok, atau mengisi bensin di pompa bensin dekat rumah. Rasanya mereka sudah bahagia dan buat saya, rasa bersalah yang ada sedikit terobati.

Hal lain yang menjadi wahana "pertobatan" untuk menghilangkan rasa bersalah pada anak-anak adalah menjadikan hari sabtu dan minggu sebagai hari kebersamaan. Saya dan istri sepakat untuk mengalokasikan waktu sabtu dan minggu untuk anak-anak. Sebisa mungkin saya dan istri menghindari kegiata lembur atau kegiatan diluar rumah yang harus meninggalkan anak-anak. Kalaupun ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya saya tetap mengajak anak-anak, seperti arisan keluarga, kerja bakti dan kegiatan yang lain yang memungkinkan anak-anak ikut.

Ternyata dengan langkah-langkah itu selain anak bahagia, dan rasa bersalah terobati saya dan istri cenderung dapat menghindari stres karena pekerjaan atau karena kondisi rutinitas di jalan yang membosankan. Bergaul dengan anak-anak akan membuat kita semakin banyak tertawa.

Saya menjadi teringat tulisan di detikhealt beberapa waktu lalu bahwa Anak-anak bisa tertawa 300 kali dalam sehari dan orang dewasa hanya 15 kali. Anak-anak bisa tertawa dengan melihat sesuatu yang menarik mata sementara orang dewasa melihat dunia menjadi sangat serius.

Dari sini saya menjadi sangat terinspirasi diketerbatasan waktu kita bersama anak-anak, mari tetap bahagiakan anak-anak anda, meski hanya dengan tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar